Akantetapi, pandemi COVID-19 memberi dampak positif terhadap revolusi industri 4.0 terutama di bidang IoT atau Internet of Things. Pandemi COVID-19 memang memiliki dampak yang buruk terhadap jalannya kehidupan masyarakat. Banyak aktivitas yang terhambat akibat dari upaya pencegahan penularan virus COVID-19. Akan tetapi, kondisi seperti ini

Indiscutivelmente, a “internet of things” tem potencial de impacto em qualquer setor da economia ou da sociedade nos tempos atuais. Além disso, quando olhamos para as novas tecnologias de maneira integrada, isto é, juntando essas novas tecnologias disruptivas, e não olhando-as isoladamente, aí sim geramos resultados de impacto ainda maiores e mais expressivos na sociedade. Uma questão muito importante que resulta desse processo é Quais são as vantagens e desvantagens do impacto da internet das coisas em nossas vidas? O que está acontecendo hoje na sociedade é um processo de transformação muito acelerado, conhecido como Quarta Revolução Industrial. Em resumo, representa uma transformação na sociedade, em seus modelos econômicos, políticos, e no modelo da sociedade. Isto é, a sociedade humana está em uma intensa transformação, pois o impacto da internet das coisas e outras novas tecnologias está mudando os hábitos, os comportamentos, e de uma maneira geral, a sociedade como um modo geral, Internet das Coisas é o termo que se usa para dizer que um objeto está ligado a internet, fazendo parte de uma rede, e com isso podemos definir alguma tarefa para esse objeto e programar ações que podem ser automaticamente acionadas. A primeira grande vantagem da IOT é a possibilidade de automatizar e programar que atitudes você quer que o sistema adote, para o momento que tem que ser feito algo, como irrigar uma fazenda que está precisando de irrigação em uma determinada área do terreno. Além disso, a Internet das coisas aumenta a produtividade do campo. E, em um país como o Brasil, onde a agricultura é muito importante para a economia, um aumento de produtividade nesse setor impacta até o nosso PIB. As cidades também estão recebendo inúmeros benefícios através do uso de sensores que captam informações e transmitem para uma rede. Um bom exemplo de aplicação de IOT nesse sentido é a coleta inteligente de lixo nas cidades inteligentes. Por falar em Smart city, essa é uma quinta vantagem da IOT, possibilitar o desenvolvimento de sistemas que ajudam a sociedade a ter maior qualidade de vida, através de aplicações que monitoram a qualidade do ar, monitoram se o nível de água de um rio está subindo, monitoram e controlam a iluminação elétrica da outro lado, existem algumas preocupações e desvantagens que são sempre lembradas quando o assunto é o uso da Internet das Coisas. A segurança dos dispositivos e informações de cada usuário é a primeira dessas preocupações. Invasões, ataques e vírus também são uma preocupação recorrente. Nessa lista, constam ainda a privacidade e o compartilhamento de dados, a vulnerabilidade das Coisas e ransomware. Espera-se que a Internet das coisas seja ainda mais utilizada nos próximos anos, integrada a outras novas tecnologias, como a inteligência artificial. Os benefícios para a sociedade que precisa cada vez mais dessas aplicações, são inúmeros e esse. Assim, espera-se que leis como a LGPD e políticas públicas deem um fim que ainda exista no uso de aplicações de IOT. REFERÊNCIAS O que é internet das coisas - IoT Acessado em 11/04/ ou A Internet das Coisas Acessado em 11/04/ dos benefícios, IoT representa riscos à segurança digital Acessado em 11/04/2021

Risikopositif merupakan peluang yang dapat memberikan dampak positif pada proyek, misalnya penghematan budget, percepatan waktu dan sebagainya. Sedangkan risiko negatif merupakan hal yang tidak diinginkan terjadi atau dapat memberikan dampak negatif pada proyek, misalnya penambahan budget, potensi delay, dan sebagainya.

Seiring berjalannya waktu, perkembangan teknologi pun semakin pesat. Saat ini sudah banyak sekali peralatan yang dilengkapi dengan kecanggihan teknologi sehingga bisa meringankan pekerjaan sehari-hari. Teknologi canggih tersebut tidak terlepas dari Internet of Things. Namun, Internet of Things itu sebenarnya apa sih? Kalau ingin tahu baca artikel ini sampai habis yuk! Internet of Things IoT 1. Pengertian IoT – Apa Itu IoT? Apa itu Internet of Things? Pengertian Internet of Things IoT atau Internet untuk segala adalah konsep komputasi mengenai objek sehari-hari yang terhubung ke internet dan bisa mengidentifikasi diri ke perangkat lain. Sedangkan Internet of Things menurut RFID atau Radio Frequency Identification adalah sebuah istilah yang termasuk dalam metode komunikasi walaupun IoT juga bisa mencakup teknologi sensor lain seperti teknologi nirkabel atau kode QR Quick Response. Istilah Internet of Things terbagi menjadi dua bagian utama yaitu Internet pengatur konektivitas dan Things yang berarti perangkat. Secara sederhana jika kita mempunyai Things yang bisa untuk mengumpulkan data dan mengirimkannya ke Internet maka data-data ini bisa diakses oleh Things yang lain. Koneksi internet merupakan suatu hal yang bisa memberikan banyak manfaat dan bisa digunakan untuk segala umur baik anak kecil maupun orang dewasa. Internet bisa untuk menelepon atau mengirim pesan, bisa juga untuk mencari suatu informasi seperti Anda sekarang yang sedang membaca artikel ini dengan tujuan mencari informasi tentang IoT. Jadi, pada intinya Internet of Things ini merupakan suatu hal yang berguna untuk menghubungkan semua objek fisik yang ada di kehidupan sehari-hari dengan menggunakan internet. 2. Sejarah dan Perkembangan IoT Sudah tahu pengertian Internet of Things? Sekarang baca sejarahnya yuk! Pada tahun 1990, John Ramkey dengan Simon Hackett melakukan kerja sama untuk membuat perangkat yang berupa pemanggang roti dan terhubung ke internet dengan jaringan TCP atau IP serta dikendalikan dengan Basis Informasi Manajemen Protokol Manajemen Jaringan Sederhana SNMP MIB dengan satu kontrol untuk menghidupkan daya, tetapi manusia tetap harus yang memasukkan rotinya ke perangkat itu. Pada tahun 1999, perangkat ini dikembangkan dengan ditambahkannya sebuah interop atau robot derek kecil yang juga bisa dikendalikan lewat internet dan memungkinkan mampu mengambil dan menjatuhkan roti ke dalam perangkat tersebut. Masih di tahun 1999, Kevin Ashton yang merupakan direktur eksekutif Auto ID Centre MIT menciptakan The Internet of Things. Ia juga menemukan peralatan berbasis RFID atau Radio Frequency Identification global dengan sistem identifikasi di tahun yang sama. Penemuan ini bisa disebut sebagai sebuah lompatan besar dalam komersial IoT. Pada tahun 2000, LG atau Lucky and Goldstar menjadi perusahaan multinasional yang berasal dari Korea Selatan mengumumkan rencana untuk membuat kulkas pintar yang bisa dengan sendirinya menentukan makanan di dalam kulkas tersebut perlu diisi ulang atau tidak. Pada tahun 2003, RFID atau Radio Frequency Indentification mulai ditempatkan pada tingkat tinggi militer AS dalam Program Savi mereka. Di tahun yang sama pula RFID disebarkan ke seluruh toko agar menjadi lebih besar. Pada tahun 2005, The Guardian, Boston Globe, dan Amerika ilmiah yang merupakan arus publikasi utama mengutip banyak artikel mengenai IoT. Pada tahun 2008, IPSO Alliance dirilis untuk mempromosikan penggunaan IP atau Internet Protocol dalam jaringan Smart Object serta mengaktifkan Internet of Things. Pada tahun ini pula penggunaan white space spectrum disetujui oleh FCC. Pada tahun 2011, IPv6 dirilis sehingga bidang Internet of Things mengalami pertumbuhan besar. Perkembangan ini didukung oleh beberapa perusahaan besar seperti IBM, Cisco, dan Ericson yang mengambil banyak inisiatif dari bidang pendidikan serta komersial dengan IoT teknologi hanya bisa dijelaskan sebagai hubungan antara komputer dan manusia. Berikut adalah tiga manfaat utama dari Internet of Things, yaitu Konektivitas Jika dulu harus mengoperasikan perangkat secara manual, maka dengan adanya IoT Anda bisa mengoperasikan banyak hal dari satu perangkat saja seperti dengan smartphone yang telah terhubung ke internet. Contoh konektivitas ini misalnya Smart Home, dengan salah satu penerapan teknologi IoT ini kita dapat menyalakan lampu, memantau rumah, menghidupkan AC, atau sekadar mengunci pintu rumah dari mana saja asalkan tersambung dengan internet. Efisiensi Dengan meningkatnya konektivitas maka jumlah waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan suatu pekerjaan juga akan semakin sedikit. Contohnya seperti asisten suara Amazon’s Alexa atau Apple’s Homepod yang bisa memberi jawaban dari pertanyaan Anda tanpa perlu mengangkat telepon atau menghidupkan komputer terlebih dahulu. Kemudahan Ada banyak sekali perangkat IoT yang sudah dimiliki banyak orang untuk memudahkan pekerjaan mereka. Contohnya seperti Amazon Dash Button yang berguna untuk memudahkan dalam menyusun ulang item hanya dengan satu atau dua tindakan saja. 4. Cara Kerja Bagaimana cara kerja IoT atau Internet of Things? Sebenarnya IoT bekerja dengan memanfaatkan suatu argumentasi pemrograman yang mana di setiap perintah argumen itu dapat menghasilkan suatu interaksi mesin satu dengan mesin lainnya yang telah terhubung secara otomatis tanpa ada campur tangan manusia dan jarak yang tidak terbatas. Jadi, internet ini menjadi penghubung antara interaksi mesin-mesin itu. Lalu, tugasnya manusia apa? Manusia sendiri dalam IoT memiliki tugas untuk menjadi pengatur dan pengawas dari mesin yang bekerja secara tidak langsung. Tantangan paling besar yang bisa menjadi hambatan dalam mengonfigurasi IoT adalah bagaimana menyusun jaringan komunikasi tersebut. Kenapa itu menjadi sulit dan bisa menjadi masalah? Karena jaringannya sendiri sangatlah kompleks. Selain itu, sebenarnya IoT sangatlah butuh suatu sistem keamanan yang lumayan ketat. Tidak hanya masalah itu, pembuatan dan pengembangannya sendiri yang lumayan mahal juga seringkali menjadi penyebab kegagalan dalam pengembangannya. Pada akhirnya pembuatan dan pengembangannya bisa saja berakhir gagal produksi. Terdapat tujuh prinsip kerja dasar yang menopang IoT antara lain Big Analog Data Big Analog Data adalah tipe big data yang terbesar dan tercepat jika disandingkan dengan tipe Big Data lainnya. Big Analog Data dapat ditemukan dari bermacam sumber yang bersifat alami seperti sinyal radio, suhu, cahaya, getaran, dan lain sebagainya serta bisa dihasilkan oleh peralatan elektronik atau mekanis. Perpetual Connectivity Perpetual Connectivity adalah sebuah konektivitas yang terus menghubungkan perangkat ke internet. IoT ini selalu aktif dan terhubung serta bisa memberikan tiga manfaat utama, antara lain Monitor atau pemantauan berkelanjutan yang bisa memberikan sebuah pengetahuan berisi data real time mengenai pemakaian suatu produk atau pengguna di lingkungan industri. Maintain atau pemantauan berkelanjutan yang memungkinkan kita untuk terus melakukan peningkatan atau tindakan tertentu sesuai dengan kebutuhan. Motivate atau sebuah konektivitas berkelanjutkan dan konstan dengan konsumen atau pekerja yang memungkinkan pemilik organisasi maupun pelaku usaha untuk memotivasi orang lain agar mau membeli produk, mengambil tindakan, dan lain sebagainya. Really Real Time Real time dalam IoT tidaklah sama dengan definisi real time pada umumnya. Real time IoT dimulai dari sensor atau ketika memperoleh suatu dana dan tidak dimulai saat data mengenai switch jaringan atau sistem komputer. Konektivitas internet harus selalu tersambung agar tidak terjadi jeda penggunaan alat ketika user ingin menggunakannya. The Spectrum of Insight Spectrum of Insight berasal dari data IoT yang bersangkutan dengan posisinya dalam lima face data flow yaitu real time, in motion atau bergerak, early life, at rest atau saat istirahat, dan arsip. Immediacy Versus Depth Dengan adanya komputer dan solusi IoT pada saat ini maka akan ada sebuah pertukaran antara kecepatan dan kedalaman yang kita dapatkan. Berarti seseorang bisa saja langsung mendapatkan Time to Insight pada analitik yang belum sempurna misalnya perbandingan suhu atau transformasi Fourier cepat guna memilih apakah memutar roda pada rem akan memicu kecelakaan. Time atau waktu yang diperlukan digunakan untuk mendapatkan insight atau wawasan yang mendalam tentang suatu data. Data yang telah dikumpulkan membutuhkan waktu cukup lama untuk dianalisis. Shift Left Mendapatkan wawasan secara cepat dan menyeluruh memang sangat sulit. Namun, terdapat beberapa insinyur yang berhasil mengatasi kesulitan tersebut dan mendapatkannya. Fenomena ini biasa disebut dengan The Genius of the AND. Drive yang digunakan untuk mendapatkan wawasan tersebut akan membentuk sebuah komputasi dan analisis data canggih yang biasa tersedia untuk cloud atau pusat data. The Next V Big Data biasanya ditandai dengan V yaitu Volume, Velocity, Variety, dan Value. Sedangkan the next V yang dimaksud adalah Visibility. Saat data dikumpulkan maka para ilmuwan data yang ada di seluruh dunia harus bisa melihat dan mengaksesnya sesuai kebutuhan. Visibility atau visabilitas sendiri memberikan kemudahan yang menjadikan pengguna tidak harus mentransfer sebagian besar data ke orang dengan lokasi cukup jauh. 5. Unsur-Unsur Pembentuk IoT Unsur konektivitas dalam IoT Dalam praktiknya, IoT tidak mungkin berdiri sendiri. Terdapat beberapa unsur yang menjadikan IoT suatu sistem yang utuh dan dapat bermanfaat bagi manusia. Berikut adalah unsur-unsur pembentuk IoT. Kecerdasan Buatan IoT menjadikan hampir semua mesin yang ada menjadi smart atau pintar. Oleh karena itu IoT bisa saja meningkatkan segala aspek dalam kehidupan sehari-hari dengan teknologi yang berdasarkan pada kecerdasan buatan. Jadi, pengembangan teknologi yang ada dikerjakan dengan cara mengumpulkan data, algoritma kecerdasan buatan, dan jaringan yang ada. Contohnya sendiri sangatlah sederhana, seperti mengembangkan kulkas atau lemari es yang bisa mendeteksi apabila stok susu dan sereal di dalamnya sudah hampir habis bahkan membuat pesanan ke toko secara otomatis. Konektivitas Konektivitas menjadi unsur yang harus ada dalam sistem IoT. Konektivitas ini berupa jaringan internet yang dapat terhubung dengan berbagai gadget dan alat. Namun, ke depannya sistem IoT dapat membuat suatu jaringan sendiri untuk mengamankan konektivitas atau transfer data sehingga sistem IoT tidak mudah disusupi. Sensor Sensor adalah sebuah pembeda yang menjadikan IoT ini unik daripada mesih canggih lainnya. Dengan sensor maka suatu tools dapat memberitahu user mengenai apa yang sebenarnya terjadi. Sebagai contoh sederhananya seperti ini. Suatu sensor cahaya dipasang di rumah kita, sensor ini akan peka terhadap perubahan intensitas cahaya. Alat dalam IoT akan menerima data dari sensor misalnya apabila intensitas cahaya sangat rendah. Hal ini menunjukan rumah kita dalam situasi yang gelap. Berkat sensor ini tools IoT akan memberikan sinyal kepada gadget user untuk memberitahu keadaan di rumahnya. Sehingga user dapat mengaktifkan lampu dari jarak jauh menggunkan sistem IoT. Keterlibatan Aktif IoT mengenalkan paradigma yang baru untuk konten aktif, produk, dan juga keterlibatan layanan. Perangkat Berukuran Kecil Seperti yang diperkirakan para pakar teknologi, perangkat akan menjadi semakin kecil, murah, dan lebih kuat dari waktu ke waktu. IoT menggunakan perangkat-perangkat kecil yang diciptakan khusus agar menghasilkan skalabilitas, ketepatan, dan fleksibilitas yang baik. 6. Penerapan IoT di Berbagai Bidang Contoh aplikasi IoT di berbagai bidang Ternyata IoT bisa diterapkan ke berbagai bidang lho, seperti pertanian, lingkungan, infrastruktur, dan masih banyak lagi. Di bawah ini adalah penjelasan singkat mengenai penerapan IoT di beberapa bidang. Pertanian Penerapan IoT bisa digunakan pada sektor pertanian, beberapa contohnya adalah seperti mengumpulkan informasi mengenai curah hujan, suhu, kecepatan angin, kelembapan, muatan tanah, dan juga serangan hama. Informasi yang didapatkan bisa digunakan untuk mengambil sebuah keputusan atau decision making demi meningkatkan kuantitas dan kulitas, meminimalisir adanya limbah dan risiko, serta mengurangi usaha yang dibutuhkan untuk mengelola tanaman. Adanya penerapan IoT di bidang ini membuat pekerjaan akan semakin mudah. Contohnya seperti seorang petani yang bisa memantau kelembapan tanah dan suhu dari jarak jauh serta bisa juga menerapkan informasi yang didapatkan untuk program pemupukan lebih tepat. Energi Sebagian besar perangkat yang memakan energi seperti outlet listrik, switch, televisi, lampu, dan lain-lain saat ini sudah bisa terintegrasi dengan sambungan internet. Dampaknya integrasi ini memungkinkan mesin atau jaringan untuk berkomunikasi dalam menyeimbangkan pembangkit listrik serta penggunaan energi yang lebih efektif. Perangkat ini bisa mengizinkan akses remote control dari pengguna dan mengatur dari satu pusat melalui interface yang berbasis cloud. Selain itu juga bisa mengaktifkan fungsi seperti penjadwalan. Contohnya untuk menyalakan atau mematikan mesin pemanas, mengubah kondisi pencahayan yang awalnya terang menjadi gelap, mengendalikan oven, dan masih banyak lagi. Jadi, dengan adanya IoT di bidang ini semua sistem bisa berkumpul dan bertindak sesuai informasi yang terkait dengan energi dan daya demi meningkatkan efisiensi produksi serta distribusi listrik. Lingkungan Aplikasi pemantauan lingkungan dari IoT biasanya menggunakan sensor untuk membantu terciptanya perlindungan lingkungan. Contohnya seperti untuk memantau kondisi atmosfer atau tanah, kualitas air, kualitas udara, dan bisa juga untuk memantau satwa liar beserta habitatnya. IoT di bidang ini juga bisa digunakan untuk menanggulangi bencana seperti sistem peringatan dini tsunami dan gempa bumi. Hal ini pastinya akan sangat membantu. Otomatisasi Rumah Perangkat IoT bisa juga digunakan untuk mengontol sistem mekanis, elektronik, dan elektrik yang biasa dipakai dalam berbagai jenis bangunan seperti industri atau rumah. Selain itu juga bisa digunakan untuk memantau pemakaian energi secara real time guna mengurangi konsumsi energi. Tidak hanya pemakaian energinya saja yang bisa dipantau, bahkan penghuni rumahnya pun juga bisa. Contohnya yaitu ketika Anda masuk ke dalam rumah di malam hari kemudian lampu menyala secara otomatis dan ketika sudah masuk jadwal tidur maka lampu akan mati dengan sendirinya. Medik dan Kesehatan IoT juga bisa diterapkan dalam dunia medik dan kesehatan. Hal ini pastinya akan terus dikembangkan. Bahkan, suatu saat nanti semua rekaman kesehatan Anda bisa saja ditransfer langsung ke tenaga medis atau rumah sakit. Data-data yang bisa dideteksi dan dikirimkan adalah seperti detak jantung, tingkat gula darah, dan masih banyak lagi. Smartphone yang Anda miliki nantinya akan menjadi alat pemantau kesehatan yang canggih. Perangkat IoT yang ada juga bisa memberikan sebuah peringatan ketika kesehatan Anda sedang menurun atau bahkan memberikan saran pengobatan serta janji untuk bertemu dengan dokter. Sebagai contoh, ada tempat tidur pintar yang secara otomatis bisa memberitahukan dokter atau perawat jika pasien hendak bangun dari tempat tidur. Menurut Goldman Sachs pada tahun 2015, perangkat kesehatan seperti ini bisa membantu negara agar terhindar dari anggaran kesehatan yang berlebihan. Transportasi IoT bisa menolong manusia dalam integrasi komunikasi, kontrol, dan pemrosesan informasi di berbagai sistem transportasi yang ada. Penerapan IoT dalam bidang transportasi tidak hanya untuk teknologi mesinnya yang berupa kendaraan saja tapi pengemudi atau penggunanya juga bisa. Interaksi dinamis yang terjadi pada komponen-komponen itu berasal dari sebuah sistem transportasi. Sistem ini memungkinkan terjadinya komunikasi antar dan intra kendaraan, kontrol lalu lintas yang efektif, manajemen logistik dan armada, parkiran yang lebih cerdas, kontrol kendaraan, serta mengenai faktor keselamatan dan juga bantuan di jalan. 7. Berbagai Contoh Perangkat IoT Smart Home berbasis IoT Penggunaan perangkat Internet of Things memang meningkat dengan sangat pesat. Perangkat yang ada di sekitar kita adalah smartphone, laptop, dan masih banyak lagi. Berikut adalah beberapa contoh dari perangkat khusus dengan sistem Internet of Things Smart Lock Dengan adanya perangkat IoT smart lock, Anda tidak perlu lagi membawa kunci rumah kemana-mana karena kunci akan otomatis terbuka saat Anda sampai di rumah dan akan terkunci kembali saat pintu tertutup. Dengan smart lock Anda juga bisa memberikan kunci tamu kepada asisten rumah tangga atau teman serta mengatur waktu expire jika sudah tidak ingin lagi memberikan akses masuk. Smart Home Rumah pintar sebagai contoh IoT Smart home atau rumah cerdas adalah sebuah sistem yang perangkat-perangkatnya terhubung ke dalam jaringan atau biasa disebut IoT. Dengan perangkat yang saling terhubung, Anda bisa memantau dan mengendalikan rumah Anda dari jarak jauh hanya lewat smartphone saja. Automatic Car Tracking Adapter Automatic Car Tracking Adapter bisa melacak informasi tentang mobil Anda hanya dengan menggunakan sebuah adaptor di dalam mobil. Perangkat IoT ini bisa melacak penggerak jam, jarak tempuh, efisiensi bahan bakar, biaya bahan bakar, lokasi, dan lain sebagainya. 8. Sistem Operasi untuk IoT Semakin meningkatnya kebutuhan akan IoT, beberapa perusahaan pengembang perangkat lunak mulai membuat berbagai sistem operasi untuk sistem Internet of Things. Di bawah ini adalah beberapa sistem operasi untuk IoT, antara lain RIOT OS RIOT adalah OS open source yang khusus dibuat untuk perangkat IoT. RIOT sendiri dikembangkan oleh perusahaan, komunitas, akademisi, dan seseorang yang hobi teknologi di seluruh dunia. Windows 10 for IoT Setelah meluncurkan OS Windows 10, Microsoft juga membuat sistem operasi untuk IoT. Sistem operasi ini dibuat agar bisa membantu konsumen dan pebisnis untuk membuat suatu aplikasi bagi embeded perangkat pintar yang memiliki layar maupun tidak memiliki layar. Google Brillo Tidak hanya menciptakan mobil pintar dan smart home, ternyata Google juga tertarik untuk masuk ke dalam pasaran IoT dengan mengeluarkan OS Brillo untuk IoT. Sistem operasi ini dibuat untuk membantu pengembang dan produsen dalam membangun perangkat IoT. ARM mbed OS ARM juga ada dipasaran IoT dengan memakai sistem operasinya sendiri. ARM mbed OS merupakan sumber tertanam OS terbuka dan dibuat untuk berbagai implementasi atau aplikasi dari IoT. 9. IoT di Indonesia IoT atau Internet of Things adalah suatu sistem yang terhubung dan terintegrasi ke perangkat satu dengan perangkat lainnya dengan tujuan untuk menyelaraskan hubungan perangkat dengan perangkat, perangkat dengan pengguna, dan user dengan user secara seamless. Di Indonesia sendiri perkembangan IoT ini tidaklah semulus jalan tol. Pada awal pengembangannya, para developer belum bisa mendapatkan kemudahan secara regulasi. Padahal dalam konteks teknologi itu setiap dua tahun sekali setidaknya terdapat suatu perubahan yang membutuhkan uji coba secara berkala. Namun, sepertinya regulasi di Indonesia belum bisa mendukung fleksibilitas dalam hal administrasi bagi para developer untuk mendapatkan kemudahan uji coba perangkat. Menurut Kemkominfo atau Kementrian Komunikasi dan Informatika Indonesia, di tahun 2007 terdapat tiga hal yang membuat dilema pada regulator, yaitu standar frekuensi, standardisasi perangkat, dan TKDN. Walaupun ada beberapa kendala regulasi, Indonesia tetap saja melakukan pengembangan mengenai IoT ini. Pengembangannya terus berfokus pada 5 fungsi, antara lain Tagging Tagging atau mengidentifikasi ini berfungsi untuk mengidentifikasi suatu kegiatan dan bertujuan untuk mengumpulkan data kegiatan atau transaksi. Monitoring Monitoring memiliki tujuan untuk memantau apakah ada kegiatan yang tidak biasa dikirim oleh tagging. Tracking Tracking memiliki fungsi untuk melacak suatu lokasi. Kontrol Kontrol memiliki tujuan untuk memberikan hasil dari berbagai kegiatan atau data yang konsisten. Analisis Analisis berfungsi untuk memberikan suatu informasi yang bisa dipahami dari kegiatan atau data yang diperoleh. Lima fungsi ini adalah suatu hal yang paling mendasar pada perangkat IoT. Apalagi, pada tahun 2019 gencar akan gerakan industri atau sebuah nama tren otomasi dan pertukaran data dalam teknologi pabrik dan akan menghasilkan pabrik cerdas. Adanya tren ini pastinya akan membuat permintaan produk IoT akan jauh semakin besar. Jadi, lima fungsi tersebut bisa dijadikan sebagai patokan untuk pengembang agar dapat terus berinovasi. Ada juga beberapa perusahaan di Indonesia yang mulai mengembangkan IoT seperti SoftwareSeni Indonesia, eFishery, Qlue, Hara, dan Nodefux. IoT di Indonesia juga memiliki beberapa manfaat, antara lain 1. Meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya IoT bisa meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya karena IoT mempunyai fungsi dapat mengidentifikasi, melacak, memonitor, dan mengontrol sesuatu. Dari fungsi-fungsi ini hasil buangan dari sumber daya bisa ditekan. Tekanan pada residu inilah membuat penggunaan sumber daya menjadi lebih optimal. 2. Mengurangi cost dan meningkatkan produktivitas Dengan IoT cost akan dipangkas secara radikal. Cost yang dimaksud bukan tentang biaya namun juga masalah waktu. Jika waktu yang digunakan untuk menyelesaikan suatu task bisa dikurangi, maka waktu yang tersisa pun bisa digunakan untuk melakukan kegiatan produksi lainnya. 3. Mengurangi beban kerja IoT membuat beban kerja menjadi berkurang. Beban yang dimaksud adalah lamanya waktu untuk mengerjakan sebuah pekerjaan. 10. Belajar Pemrograman Internet of Things Jika Anda sudah membulatkan tekad untuk belajar pemrograman Internet of Things, tidak ada salahnya jika Anda membaca tips di bawah ini. Pahami Sensor Tidak sama dengan developer pada umumnya, Anda yang ingin dan tertarik untuk belajar pemrograman di ruang IoT harus mempunyai pengetahuan lebih lanjut tentang komunikasi nirkabel dan sensor. Tidak hanya komputasi, tapi IoT juga akan membawa Anda ke dunia teknik mesin dan sipil ketika sensor sedang mengumpulkan data fisik. Maka dari itu, akan lebih baik jika developer IoT mempunyai latar belakang ilmu komputer dan teknik. Kuasai Bahasa Javascript Javascript merupakan bahasa paling sempurna untuk memproses data baru yang berasal dari perangkat dan mengakibatkan adanya suatu tindakan para perangkat itu sendiri. Anda sangat perlu untuk menguasai bahasa berbasis web untuk back end pemrosesan data sebelum bekerja sebagai developer IoT. Kuasai Bahasa Python Tidak hanya Javascript, tapi ada juga bahasa pemrograman Python yang seringkali dianggap sebagai bahasa wajib untuk dikuasai sebelum masuk ke dunia IoT. Raspberry PI Jika tidak mempunyai latar belakang pendidikan ilmu komputer, Anda bisa mengasah kemampuan dengan merampungkan proyek pada Raspberry PI. Raspberry PI merupakan sebuah komputer kecil dengan harga sangat murah yang seringkali digunakan sebagai media untuk belajar bagaimana cara menyatukan rangkaian sederhana serta menghubungkan rangkaian tersebut dengan perangkat lunak. Dengan menyatukan beberapa proyek sederhana, mengeksekusi, dan membuat beberapa proyek Iot adalah cara paling ampuh untuk menunjukkan bahwa Anda mempunyai kemauan dan pengetahuan untuk mendalami pemrograman IoT. 11. Keuntungan dan Kekurangan Penggunaan IoT Semua hal yang ada di dunia ini tidak ada yang sempurna, pasti mempunyai keuntungan dan kekurangan serta dampak baik dan buruknya. Berikut adalah sedikit penjelasannya. Keuntungan Menggunakan Internet of Things Beberapa keuntungan yang bisa diapatkan dari penggunaan Internet of Things, antara lain Internet of Things bisa mengakibatkan terjadinya peningkatan layanan di sejumlah sektor fundamental ekonomi. Contohnya seperti di lingkungan perumahan, integrasi smart device yang tersambung dengan internet akan membantu meningkatkan keamanan perumahan lewat monitoring jarak jauh Bisa mencukupi kebutuhan pelanggan yang membutuhkan model distribusi global dan layanan global secara konsisten. Bisa menghubungkan benda mati dengan benda hidup, contohnya adalah pelacakan sapi proyek di Essex memakai data yang telah dikumpulkan dari radio posisi Tag untuk memantau sapi dari penyakit dan melacak perilaku sapi-sapi tersebut. Bisa memudahkan kita untuk mengendalikan berbagai hal yang terhubung dengan handphone seperti mematikan dan menghidupkan motor hanya dengan sekali sentuh di layar handphone. Bisa melacak barang yang hilang seperti motor yang sudah dipasang sebuah sensor dan sudah terkoneksi menggunakan handphone dan melacaknya menggunakan fitur GPS. Kekurangan Internet of Things Ada juga beberapa kekurangan penggunaan Internet of Things, antara lain Perangkat Internet of Things mempunyai sistem keamanan yang sangatlah lemah sehingga mudah untuk di-hack atau diretas. Biaya untuk mengembangkan dan menyiapkan keamanan yang baik akan membutuhkan biaya yang sangat mahal. Hal pribadi yang ada di dalam kehidupan kita bisa saja terganggu karena sistem IoT terkoneksi dengan internet. Apabila jaringan internet mengalami gangguan maka IoT tidak bisa digunakan seperti biasanya. Penggunaan IoT sendiri lumayan sulit dan rumit untuk dimengerti orang awam, sehingga perlu diadakan berbagai sosialiasi dan penyederhanaan proses IoT supaya bisa mudah dimengerti. Dampak Positif Internet of Things Dampak positif yang bisa didapatkan dalam penggunaan Internet of Things, antara lain Banyak pekerjaan yang menjadi lebih efisien. Cara kerja perangkat IoT bisa digunakan untuk membuka bisnis baru seperti kamera dan sensor bisa digunakan pada sebuah restoran dan ada juga Amazon Go yang para penggunanya bisa berbelanja di supermarket tanpa adanya kasir, hal ini pastinya bisa menghemat waktu karena tidak perlu antre di kasir. Dikarenakan banyaknya data dari jutaan sensor dan sumber lainnya akan membuahkan pengetahuan yang sebelumnya tidak pernah terbayangkan. Dampak Negatif Internet of Things Dampak positifnya adalah efisiensi dan dampak negatifnya adalah akan ada banyaknya pengangguran karena banyak toko yang sudah tidak menerima banyak karyawan. IoT sangat mengandalkan data, maka dari itu data menjadi suatu hal yang sangat berharga. Data ini bisa digunakan untuk memaparkan bermacam informasi yang sudah lama tersembunyi. Pastinya banyak sekali pengusaha yang menginginkan itu sehingga pembobolan dan pencurian data akan semakain ramai. Data yang ada bisa disalahgunakan sehingga privacy sulit terjaga. Artikelnya sudah dibaca sampai akhir nih! Bagaimana? Sudah pahamkan tentang IoT teknologi untuk masa depan? Semoga sudah ya.

DampakNegatif Internet - Bak pedang bermata dua, internet juga memiliki sisi yang bermanfaat dan juga tidak bermanfaat. Awal penciptaan internet dibuat adalah mungkin sebagai alat yang membantu manusia untuk menyebarkan berbagai data yang bersifat positif. Namun pada akhirnya penyimpanganpun terjadi, media internet digunakan sebagai alat untuk Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Didalam suatu aktivitas sehari-hari, penggunaan internet of thingsiot telah mulai diterapkan dalam aktivitas yang ada, bahkan iot ini sendiri dianggap sebagai suatu terobosan atau gelombang baru dalam teknologi dan ekonomi setelah internet[1]. Penerapan yang digunakan menggunakan teknologi IOT ini juga sudah sangat beragam, mulai dari untuk alat untuk rumah tangga, monitoring, dan lain iot ini juga memungkinkan suatu alat untuk berkomunikasi dengan alat lainnya dan terkoneksikan dengan jaringan internet, yang nantinya akan diterapkan untuk aplikasi-aplikasi yang dibuat sesuai dengan kebutuhan, penggunaannya juga cukup mudah dikarenakan orang yang menggunakan hanya perlu mengontrol maupun memonitornya melalui platform yang ada, baik melalui smartphone maupun teknologi iot merupakan suatu inovasi baru yang menunjang kegiatan sehari-hari saat ini, dan berkembang secara cepat, tidak bisa dihiraukan dampak-dampak yang ada kepada aspek sosial maupun aspek lainnya yang ditimbulkan dari munculnya teknologi iot ini. Apa itu iot? Internet of things merupakan suatu interkoneksi dari alat-alat yang bisa merasa, menggerakkan, dan juga berkomunikasi dengan alat lainnya maupun dengan lingkunganmisalnya smart things, selain itu juga memungkinkan untuk menyediakan informasi serta bergerak sesuai keadaan yang ada pada dunia nyata tanpa adanya campur tangan manusia secara langsung[2].Didalam IOT terdapat beberapa komponen utama pembentuknya,yaitu[3] = alat diidentifikasikan secara Pendeteksi = berupa sensor yang mendeteksi dan mengumpulkan informasi. 3. Komunikasi = informasi yang didapatkan dikirimkan ke database untuk Komputasi = Informasi tersebut di proses dan merespon dari keinginan Servis = merupakan suatu servis yang menyediakan beberapa fungsi lainnya. 1 2 3 4 Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya pesertadidik. Namun bila internet tidak dimafaatkan dengan bijak oleh peserta didik maka internet akan membawa efek negatif bagi peserta didik. Sholikah & Saifudin (2013: 48) mengungkapkan bahwa Penggunaan internet khususnya situs jejaring sosial tentu akan memberikan dampak positif dan dampak negatif dalam dunia pendidikan. Teknologi informasi berkembang dengan cepat seiring berjalannya waktu, hal ini bisa dilihat dalam kehidupan sehari-hari. Mulai dari kegiatan di rumah, perkantoran, pasar, terminal, bandara, pelabuhan, pusat-pusat keramaian dan sebagainya, tidak terlepas dari teknologi informasi. Melalui inovasi, transformasi dan kecanggihan teknologi informasi dapat memberikan dampak positif dan kemudahan bagi kehidupan manusia. Era industri telah membawa perubahan besar bagi kehidupan manusia, ditandai dengan terus meningkatnya interaksi dan konektivitas antara manusia, mesin dan sumber daya lainnya melalui teknologi informasi dan komunikasi Hartarto, 2018. Era industri merupakan era transformasi digital dengan otomatisasi cerdas Hendarsyah, 2019. Di era ini dapat menjawab tantangan kehidupan manusia sebelumnya dengan memanfaatkan teknologi cerdas dan internet, sehingga mempermudah kehidupan manusia. Salah satu teknologi cerdas yang dimanfaatkan pada era industri adalah Internet of Things IoT. Pemanfaatan IoT berkembang salah satunya disebabkan oleh pertumbuhan jumlah pengguna Internet di dunia. Berdasarkan data statistik internet dunia, Pengguna internet di dunia sudah mencapai pengguna per Maret 2021 atau 65,6% dari populasi penduduk dunia IWS, 2021. Asia menempati urutan pertama pengguna internet terbanyak dunia berdasarkan regional, yaitu sebanyak 53,4% pengguna per Maret 2021 dan mengalami kenaikan pada Juni 2021 yaitu sebesar pengguna IWS, 2021. Sedangkan lima besar pengguna internet terbanyak di Asia adalah China sebanyak pengguna, India pengguna, Indonesia pengguna, Jepang pengguna dan Pakistan pengguna IWS, 2021. Pertumbuhan tersebut menandakan bahwa internet sudah menjadi bagian dan kebutuhan bagi manusia. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free BAB II IMPLEMENTASI INTERNET OF THINGS DALAM E-COMMERCEDecky Hendarsyah A. Pendahuluan Teknologi informasi berkembang dengan cepat seiring berjalannya waktu, hal ini bisa dilihat dalam kehidupan sehari-hari. Mulai dari kegiatan di rumah, perkantoran, pasar, terminal, bandara, pelabuhan, pusat-pusat keramaian dan sebagainya, tidak terlepas dari teknologi informasi. Melalui inovasi, transformasi dan kecanggihan teknologi informasi dapat memberikan dampak positif dan kemudahan bagi kehidupan manusia. Era industri telah membawa perubahan besar bagi kehidupan manusia, ditandai dengan terus meningkatnya interaksi dan konektivitas antara manusia, mesin dan sumber daya lainnya melalui teknologi informasi dan komunikasi Hartarto, 2018. Era industri merupakan era transformasi digital dengan otomatisasi cerdas Hendarsyah, 2019. Di era ini dapat menjawab tantangan kehidupan manusia sebelumnya dengan memanfaatkan teknologi cerdas dan internet, sehingga mempermudah kehidupan manusia. Salah satu teknologi cerdas yang dimanfaatkan pada era industri adalah Internet of Things IoT. Pemanfaatan IoT berkembang salah satunya disebabkan oleh pertumbuhan jumlah pengguna Internet di dunia. Berdasarkan data statistik internet dunia, Pengguna internet di dunia sudah mencapai pengguna per Maret 2021 atau 65,6% dari populasi penduduk dunia IWS, 2021. Asia menempati urutan pertama pengguna internet terbanyak dunia berdasarkan regional, yaitu sebanyak 53,4% pengguna per Maret 2021 dan mengalami kenaikan pada Juni 2021 yaitu sebesar pengguna IWS, 2021. Sedangkan lima besar pengguna internet terbanyak di Asia adalah China sebanyak pengguna, India pengguna, Indonesia pengguna, Jepang pengguna dan Pakistan pengguna IWS, 2021. Pertumbuhan tersebut menandakan bahwa internet sudah menjadi bagian dan kebutuhan bagi manusia. Di sisi lain, era industri juga telah membawa bidang bisnis dan perdagangan mengalami transformasi yang signifikan. Transformasi dalam bidang bisnis dan perdagangan ini berupa pergeseran pola transaksi yang awalnya dari transaksi tradisional menjadi elektronik atau online. Kegiatan bisnis dan perdagangan secara elektronik atau online dikenal juga dengan istilah e-commerce. Berdasarkan data dari statista bahwa e-commerce mengalami pertumbuhan yang signifikan dari tahun ke tahun dan diprediksi akan terus naik sampai tahun 2024 Statista, 2021. Hal ini menandakan bahwa dengan meningkatnya jumlah pengguna internet di dunia berbanding lurus dengan pertumbuhan e-commerce. Pertumbuhan e-commerce ini sebenarnya tidak terlepas dari peran teknologi informasi, salah satunya penggunaan teknologi IoT, oleh sebab itu perlu dilakukan pembahasan lebih lanjut mengenai implementasi IoT dalam e-commerce. of Things IoT Internet of Things IoT, sering juga disebut dengan Internet of Everything Yao, Yen, & Yip, 2015. IoT mulai diperkenalkan pada tahun 1999 oleh Kevin Ashton, secara resmi diusulkan pada tahun 2005 dan mulai populer pada tahun 2010-an, serta dalam beberapa tahun terakhir telah menarik perhatian para akademisi dan praktisi Ju & Li, 2011; Yao et al., 2015. IoT merupakan konsep komputasi dimana objek fisik terhubung ke jaringan internet dan dapat mengidentifikasi diri mereka sendiri ke perangkat lain Singh & Singh, 2015. Identifikasi dilakukan melalui integrasi teknologi penginderaan, teknologi transmisi, teknologi komunikasi, teknologi komputer, teknologi komputasi awan, keamanan informasi dan teknologi informasi modern lainnya Peng & Huang, 2014; Sohaib, Lu, & Hussain, 2017. Identifikasi cerdas dilakukan dalam menentukan lokasi, pelacakan, pemantauan, dan pengelolaan objek dan menghubungkan apa pun dengan internet dalam bertukar informasi sehingga menghasilkan keputusan secara otomatis Guo, Han, Cao, & Shen, 2017; Ju & Li, 2011; Peng & Huang, 2014. Ekosistem IoT terdiri dari teknologi internet, komunikasi mesin ke mesin, perangkat pintar, smartphone, robot, tablet, drone, jaringan sensor dan lain-lain Kumar & Koti, 2021; Singh & Singh, 2015. IoT mengindentifikasi objek menggunakan radio frequency identification RFID, quick response code QR-Code, sensor infrared, teknologi wireless, global positioning system GPS, perangkat pemindaian laser dan peralatan penginderaan informasi lainnya dalam berkomunikasi melalui jaringan Intranet, Extranet dan Internet Guo et al., 2017; Shang, Zhang, & Chen, 2012; Singh & Singh, 2015; Yu & Zhang, 2017. RFID merupakan suatu metode identifikasi dengan menggunakan sarana transponder untuk mengambil dan menyimpan data dari jarak jauh Isyanto, Ibrahim, & Meilisha, 2020. RFID berbentuk chip kecil dan memiliki antena, mentransmisikan identitas data dalam bentuk nomor unik dari objek menggunakan gelombang frekuensi radio Isyanto, Solikhin, & Ibrahim, 2019. QR-Code merupakan kode batang 2 dimensi yang ditemukan oleh perusahaan Jepang Denso Wave pada tahun 1994 Jeon, 2015. QR-Code singkatan dari Quick Response Code yang memiliki fitur paling menonjol yaitu tingkat pengenalan objek yang cepat dan penyimpanan informasi secara massal Jeon, 2015. QR-Code mampu menyimpan dan menyandikan berbagai konten seperti teks, URL, pesan otomatis, gambar, audio, video dan informasi komunikasi Yunus, Yen, Khair, & Yusof, 2020. QR-Code dapat menyimpan hingga angka numeric, karakter alphanumeric, dan kode biner serta karakter kanji hingga karakter Jeon, 2015. Infrared merupakan komponen elektronik yang dapat mengidentifikasi objek tertentu dengan menangkap atau memancarkan radiasi infra merah dengan jarak efektif sejauh 3 sampai 80 cm Kurniawan & Surahman, 2021. Teknologi wireless merupakan teknologi jaringan tanpa media kabel dan menggunakan gelombang radio, berkerja pada frekuensi 2,4 GHz b/g/n/ac atau 5 GHz a/n/ac Rusdan & Sabar, 2020. Sedangkan teknologi seluler 3G, 4G, dan 5G juga termasuk teknologi wireless dengan frekuensi mulai dari 700 MHz sampai dengan 40 GHz Hendarsyah, 2019; Hsieh, 2020; Xia & Liu, 2021. GPS merupakan suatu sistem untuk menentukan posisi objek di permukaan bumi dengan bantuan sinkronisasi sinyal satelit. Satelit mengirimkan sinyal gelombang mikro ke permukaan bumi, kemudian diterima oleh alat penerima untuk menentukan posisi, kecepatan, arah dan waktu Isyanto et al., 2020. Pemindai laser merupakan perangkat keras yang digunakan untuk memindai data dengan menggunakan cahaya dan teknologi canggih yang direkam dalam bentuk digital, kemudian dapat menghasilkan cahaya berintensitas tinggi, bersifat koheren dan monokromatis Pasaribu, Idawati, & Simanjuntak, 2020. IoT memiliki karakteristik dalam operasionalnya yang terdiri dari Singh & Singh, 2015 1. Saling terhubung interconnected, ini akan memfasilitasi hubungan antara suatu objek dengan suatu perangkat dan suatu perangkat dengan perangkat lainnya, sehingga saling terhubung satu sama lain dalam IoT. 2. Penginderaan cerdas smart sensing, perangkat yang terhubung dengan IoT akan memiliki kemampuan penginderaan cerdas. Misalnya, penggunaan sensor gerak untuk menyalakan atau mematikan lampu. Teknologi penginderaan membantu menciptakan koneksifitas yang mencerminkan hubungan antara dunia fisik, orang dan objek. 3. Kecerdasan intelligence, perangkat yang terhubung dengan IoT dapat memiliki kecerdasan. Misalnya, nest learning thermostats terdiri dari wifi enabled, sensor-driven yang dilengkapi dengan kemampuan belajar sendiri. Selanjutnya misfit shine merupakan sensor kesehatan yang mampu melakukan pemantauan ketika objek sedang tidur. Misfit shine dapat mendistribusikan data dan hasil komputasi melalui smartphone dan cloud. 4. Hemat energi save energy, perangkat IoT memiliki pendeteksi gerak yang dapat menyalakan lampu saat mendeteksi gerakan, sehingga dapat menghemat banyak energi dan pemanfaatan daya seefisien mungkin. 5. Expressing, perangkat yang terhubung dengan IoT memiliki kemampuan unik untuk memberi tahu keadaan terkini terhadap perangkat lain yang terhubung di sekitarnya, sehingga dapat memfasilitasi komunikasi yang lebih baik antara manusia dan mesin. 6. Safety, perangkat yang terhubung dengan IoT dapat membantu memastikan keselamatan kehidupan manusia. E-Commerce merupakan pemanfaatan teknologi internet, web dan aplikasi untuk transaksi bisnis membeli, menjual, mengangkut berupa barang, jasa dan data antara perusahaan dan individu secara digital Laudon & Traver, 2014, p. 10; Turban, King, Lee, Liang, & Turban, 2015, p. 7. E-Commerce terdiri dari beberapa tipe transaksi yaitu Business-to-Business B2B, Business-to-Consumer B2C, Business-to-Business-to-Consumer B2B2C, Consumer-to-Business C2B, Intrabusiness EC, Business-to-Employees B2E, Consumer-to-Consumer C2C, Collaborative Commerce C2B2C, E-Government, Social E-Commerce, Mobile E-Commerce dan Local E-Commerce Laudon & Traver, 2014, p. 9; Turban et al., 2015, pp. 10–11. Penjelasan tipe transaksi e-commerce adalah sebagai berikut 1. Business-to-Business B2B, merupakan transaksi yang dilakukan antara perusahan dengan perusahaan lain, contoh perusahaan X melakukan transaksi pemesanan bahan baku ke perusahaan Y. 2. Business-to-Consumer B2C, merupakan transaksi yang dilakukan antara perusahaan dengan konsumen, contoh perusahaan X melakukan transaksi penjualan kepada konsumen. 3. Business-to-Business-to-Consumer B2B2C, merupakan transaksi yang dilakukan suatu perusahaan dengan konsumen melalui perantara perusahaan lain, contoh perusahaan X melakukan transaksi penjualan barang milik perusahaan Y kepada konsumen. 4. Consumer-to-Business C2B, merupakan transaksi yang dilakukan konsumen dengan perusahaan, contoh konsumen melakukan transaksi pembelian barang kepada perusahaan X. 5. Intrabusiness EC, merupakan transaksi internal perusahaan dalam meningkatkan kinerja dan operasional perusahaan, contoh perusahaan X melakukan pendataan keuangan untuk mengatur dan mengawasi setiap kegiatan produksi, penjualan dan distribusi. 6. Business-to-Employees B2E, merupakan transaksi yang dilakukan suatu perusahaan dengan pekerja, contoh perusahaan X melakukan pembayaran gaji karyawan. 7. Consumer-to-Consumer C2C, merupakan transaksi langsung yang dilakukan oleh konsumen dengan konsumen lainnya tanpa melalui suatu perusahaan, contoh konsumen X menjual barang langsung kepada konsumen Y melalui internet. 8. Collaborative Commerce C2B2C, merupakan transaksi secara tidak langsung antara konsumen dengan konsumen lain melalui suatu platform yang disediakan oleh suatu perusahaan, contoh konsumen X menjual barang di platform bukalapak dan dibeli oleh konsumen Y. 9. E-Government, merupakan transaksi yang dilakukan pemerintah terhadap perusahaan dan konsumen, contoh pemerintah mengeluarkan suatu kebijakan atau peraturan yang berhubungan dengan perusahaan dan konsumen. 10. Social E-Commerce, merupakan transaksi bisnis yang terjadi melalui sosial media. 11. Mobile E-Commerce, merupakan transaksi bisnis yang memanfaatkan tekonologi mobile, seperti smartphone dan tablet. 12. Local E-Commerce, merupakan transaksi bisnis yang hanya bisa dilakukan disuatu daerah tertentu dimana konsumen harus datang kedaerah tersebut walaupun informasi bisnis bisa diperoleh melalui internet. E-Commerce dalam operasionalnya memiliki kerangka utama yaitu terdiri dari Turban et al., 2015, p. 9 1. People, termasuk didalamnya penjual, pembeli, perantara, sistem informasi dan lainnya. 2. Public policy, merupakan kebijakan dan peraturan publik seperti pajak, regulasi dan lainnya. 3. Marketing and advertising, merupakan pemasaran dan periklanan seperti promosi, konten web, target pemasaran dan lainnya. 4. Support services, merupakan layanan pendukung seperti logistik, pembayaran, keamanan sistem dan jaringan. 5. Business partnerships, merupakan kemitraan bisnis seperti program afiliasi, pertukaran dan lainnya. Teknologi dalam E-Commerce memiliki beberapa fitur atau dimensi yang perlu diketahui Laudon & Traver, 2014, p. 12 1. Ubiquity, tersedia kapan dan dimana saja. 2. Global reach, dapat menjangkau lintas batas negara. 3. Universal standards, terdapat satu set standar teknologi. 4. Richness, kaya akan konten seperti video, audio dan teks. 5. Interactivity, bekerja melalui interaksi dengan pengguna. 6. Information density, dapat mengurangi biaya informasi dan meningkatkan kualitas informasi itu sendiri. 7. Personalization/customization, informasi yang disampaikan kepada pelanggan dapat disesuaikan dengan karakteristik pelanggan baik pribadi maupun kelompok. 8. Social technology, pengguna dapat membuat dan berbagi konten dengan komunitas di seluruh dunia melalui jejaring sosial. E-Commerce memiliki komponen penting dalam operasionalnya yaitu sebagai berikut Hendarsyah, 2015, 2016, 2019, 2020 1. Inventory, merupakan ketersediaan barang, jasa dan data. 2. Electronic data interchange EDI, merupakan pertukaran data di dalam atau antar organisasi dengan bentuk informasi yang terstruktur dan bisa diolah oleh komputer. 3. Digital money, merupakan penggunaan uang secara elektronik yang mewakili suatu nilai moneter suatu negara. 4. Electronic catalogs, merupakan antar muka grafis graphical user interface/GUI yang umumnya berbentuk halaman web atau tampilan pada aplikasi, dimana menyediakan informasi tentang penawaran produk dan jasa. 5. Digital marketing, merupakan pemasaran yang dilakukan secara digital. 6. Logistics, merupakan distribusi barang, jasa dan data dari perusahaan suplier ke perusahaan atau perusahaan ke konsumen. 7. Intranet and extranet, intranet merupakan suatu jaringan di dalam perusahaan dan terdapat server yang hanya bisa diakses oleh internal perusahaan. Extranet merupakan suatu jaringan di dalam perusahaan dan terdapat server yang bisa diakses oleh pihak luar dengan otorisasi tertentu melalui internet. D. Isu-isu penting dalam IoT dan E-CommerceXu 2014 menyebutkan bahwa penerapan IoT dalam e-commerce terdapat beberapa hal yang perlu menjadi perhatian serius yaitu masalah keamanan jaringan, stabilitas sistem dan perlindungan data. Kemudian Xu 2014 mengatakan perlu juga alternatif yang baik dan seimbang antara permintaan pengembangan sistem, manajemen teknologi, serta keteraturan pengembangan sistem. Disisi lain Ruan & Shi 2016, mereka mengangkat isu bagaimana membuat sistem yang efektif untuk memantau dan menilai produk dalam perjalanan sewaktu pengiriman produk, sehingga selamat dan utuh sampai ke tangan konsumen. Baskaran, Sriram, Bonthala, & Vatti 2018 mengangkat isu bahwa konsumen yang berusia lanjut mengalami kesulitan dalam mengakses sistem e-commerce. Liu et al. 2019 mengangkat isu mengenai penerapan cyptocurency pada e-commerce berbasis IoT, mereka melihat bahwa terjadi kesalahan yang fatal dalam pengawasan dan komputasi yang besar. Hu, Chohan, & Liu 2020 mengangkat isu bagaimana niat konsumen dalam menggunakan layanan IoT. Hsieh 2020 juga mengangkat isu niat konsumen tetapi lebih ke arah keputusan membeli produk melalui e-commerce. Sama halnya dengan Xu, Kumar & Koti 2021 juga mengangkat isu mengenai keamanan dan privasi data. Xia & Liu 2021 mengangkat isu mengenai optimalisasi kinerja manajemen persediaan, teknik pelacakan pada IoT dan pengambilan keputusan. Ekren, Mangla, Turhanlar, Kazancoglu, & Li 2021 mengangkat isu manajemen persediaan berbasis IoT dimasa bencana alam dan pandemi. Tsang, Wu, Lam, Choy, & Ho 2021 mengangkat isu logistik berbasis IoT. E. Implementasi IoT dalam E-CommercePerangkat IoT memiliki kemampuan untuk bertukar data dan informasi secara otomatis melalui internet sehingga membantu perusahaan e-commerce dalam menjalankan bisnis mereka secara efektif dan efisien. Kemudian perangkat IoT juga mempermudah konsumen dalam memenuhi kebutuhannya melalui transaksi e-commerce, sehingga perlu dijabarkan bagaimana implementasi IoT dalam e-commerce. Implementasi IoT dalam e-commerce mencakup dalam beberapa aspek, mulai dari manajemen persediaan, logistik, pemeliharaan dan garansi, smart homes, payment, personalisasi, dan pengalaman konsumen Rangaiah, 2020; Xu, 2014. 1. Manajemen persediaan. Penerapan IoT telah mengubah pendekatan manajemen persediaan di suatu perusahaan, dengan mengurangi penggunaan tenaga manusia karena sering terjadi kesalahan dalam memenuhi ketersediaan produk. Pemanfaatan RFID, QR-Code, sensor, robot, dan rak cerdas sangat membantu perusahaan dalam mengontrol dan menjamin ketersediaan produk. Penggunaan RFID dan sensor dapat digunakan untuk mengetahui informasi mengenai produk seperti jenis produk, ketersediaan produk dan masa kadarluarsa produk. Penggunaan QR-Code dapat digunakan untuk mengetahui informasi ketersediaan setiap item produk. Sedangkan robot dimanfaatkan untuk mengelola pengambilan, peletakan, pengemasan dan tugas lainnya yang diperlukan untuk memastikan ketersediaan produk. Kemudian penggunaan rak cerdas, ini dapat mendorong manajemen persediaan menjadi lebih baik lagi, karena rak cerdas dapat memeriksa dan memberikan informasi ketersediaan produk dan dapat memesannya ketika diperlukan sehingga ketersediaan produk lebih terjamin. Dengan menggunakan IoT pada manajemen persediaan dapat mengurangi kesalahan yang dilakukan oleh manusia karena dapat terpantau secara real-time melalui internet menggunakan komputer atau smartphone maupun tablet. 2. Logistik. Penerapan IoT dapat membantu kegiatan logistik atau membawa produk, mulai dari pemasok sampai ke gudang dan dari gudang sampai ke konsumen. Pemanfaatan RFID, sensor, GPS, robot dan drone dalam membantu perusahaan dalam mengontrol pengangkutan produk. Penggunaan RFID, GPS dan sensor dapat membantu perusahaan untuk mengetahui apa yang terjadi dengan produk selama perjalanan, mulai dari posisi keberadaan produk, kecepatan, kondisi produk dan suhu, sehingga dapat diketahui waktu kedatangan produk dan mencegah kehilangan dan kesalahan dalam pengiriman. Kemudian ini juga dapat menguntungkan konsumen dan pemasok, sebab bisa melacak keberadaan produk melalui smartphone atau tablet. Dengan adanya informasi posisi, kecepatan dan suhu kendaraan, ini juga bisa memberikan keputusan kepada perusahaan supaya dapat memperingatkan sopir atas kondisi kendaraan, sehingga bisa meminimalisir terjadinya kecelakaan dan kehilangan produk. Kemudian robot dan drone juga dapat dimaanfaatkan sebagai alat pengantar produk langsung ketangan konsumen. Robot ataupun drone akan melakukan pengantaran sesuai dengan alamat yang dituju dan melakukan pemindaian melalui QR-Code di smartphone atau sidik jari maupun wajah konsumen, jika pemindaian valid maka produk akan diserahkan ke konsumen. 3. Pemeliharaan dan garansi. Penerapan IoT merupakan hal yang efektif dalam peniliaan produk atau barang dari jarak jauh serta dapat memprediksi pemeliharaan dan menganalisis kinerja produk. Perusahaan besar biasanya menanamkan sensor kedalam produk mereka sehingga dapat mengantisipasi terjadinya kerusakan. Ketika konsumen menggunakan produk diluar standar pengoperasian produk yang telah ditetapkan oleh perusahaan, maka sensor akan memberikan informasi ke perusahaan melalui komputer ataupun smartphone. Sehingga perusahaan dapat menghubungi dan memperingatkan konsumen karena telah menggunakan produk diluar standar yang ada. Berdasarkan informasi sensor perusahaan juga dapat menghubungi konsumen untuk menawarkan pemeliharaan dan perbaikan terhadap produk. Ketika produk hilang atau dicuri, perangkat IoT juga dapat memberikan notifikasi sebagai peringatan kepada konsumen melalui smartphone. 4. Smart homes. Smart homes atau rumah cerdas, merupakan rumah yang dipasang perangkat IoT dalam memenuhi kebutuhan penghuni rumah, perangkat tersebut berupa asisten suara. Asisten suara terkoneksi ke server dan internet serta perangkat-perangkat yang ada dirumah seperti lemari es cerdas, kompor listrik cerdas, sensor pintu, listrik, cctv dan sebagainya. Sebagai contoh, ketika tuan rumah menanyakan suatu produk yang ada di lemari es maka asisten suara akan memberikan informasi ketersediaannya, jika sudah habis atau tinggal sedikit maka asisten suara akan menanyakan apakah akan di pesan produk tersebut ke minimarket atau supermarket langganan terdekat. Ketika sudah dipesankan maka produk akan diantar kerumah dan pembayaran bisa dilakukan dengan uang digital dengan memindai QR-Code. 5. Payment. Pembayaran dalam transaksi e-commerce sudah menggunakan teknologi IoT. Penerapan teknologi RFID sudah dilakukan dengan cara menanamkan RFID di perangkat PDA, sim card dan smart card. Konsumen tinggal mengisi uang pada akun yang telah didaftarkan melalui bank, kemudian ketika melakukan transaksi pembayaran maka konsumen tinggal menempelkan perangkat yang ada ke RFID reader yang disediakan oleh pihak penyedia ditempat bertransaksi, maka uang akan langsung terpotong sesuai dengan jumlah transaksi yang dilakukan. Kemudian penerapan teknologi QR-Code sudah banyak dilakukan pada uang digital saat ini. Konsumen harus menginstal aplikasi uang digital dan melakukan pendaftaran, kemudian melakukan deposit melalui transfer bank atau mesin ATM. Ketika melakukan transaksi pembayaran maka konsumen tinggal memindai QR-Code yang telah tersedia sewaktu transaksi dan uang langsung terpotong sesuai dengan jumlah transaksi yang dilakukan. 6. Personalisasi. Perusahaan e-commerce harus mempunyai informasi mengenai kepuasan dan pengalaman konsumen dari produk yang telah dibelinya sehingga dapat meningkatkan loyalitas dan pendapatan bagi perusahaan. Informasi dan data tersebut berasal dari perangkat-perangkat yang digunakan dalam rumah cerdas. Sebagai contoh, ketika lemari es di rumah konsumen menghabiskan terlalu banyak energi listrik, sehingga sensor memberikan informasi ke perusahaan. Berdasarkan informasi tersebut perusahaan dapat mengirimkan iklan kepada konsumen berupa informasi mengenai lemari es terbaru yang hemat listrik dan ramah lingkungan, sehingga dapat memikat mereka karena dapat menghemat biaya dan energi. Semua informasi yang diterima baik oleh perusahaan maupun konsumen tersampaikan melalui smartphone. Kemudian contoh lain pada perusahaan asuransi kendaraan, perusahaan bisa memasang perangkat IoT seperti GPS dan sensor kecepatan. Ketika terjadi kecelakaan perusahaan bisa mendapat informasi mengenai dimana terjadi kecelakaan dan penyebab kecelakaan, sehingga perusahaan bisa menyesuaikan klaim konsumen dengan ketentuan perusahaan yang telah disetujui oleh konsumen sewaktu mendaftar asuransi. 7. Pengalaman konsumen. Pemanfaatan IoT memberikan perbedaaan terhadap suatu perusahaan dengan perusahaan saingan lainnya. IoT bisa digunakan untuk mengumpulkan data dan pengetahuan baru tentang berbagai item populer melalui media sosial. IoT juga dapat memfasilitasi pengalaman berbelanja yang lebih inklusif bagi konsumen perusahaan dengan tingkat personalitas yang lebih besar sehingga menghasilkan kepuasan konsumen dan meningkatkan keterlibatan mereka dalam berbagi pengalaman berbelanja dan kebutuhan yang diinginkan. Kemudian IoT juga dapat mengetahui dan mendeteksi pola belanja konsumen melalui pembelian sebelumnya dan hasil penelusuran produk mereka, sehingga perusahaan bisa menyampaikan informasi sesuai dengan kebutuhan konsumen. Selanjutnya IoT juga dapat melakukan penyesuaian layanan, produk dan penawaran sesuai dengan preferensi atau ketertarikan konsumen. Hal ini dapat dilakukan berdasarkan data yang dikumpulkan mengenai perilaku konsumen, sehingga mempermudah perusahaan untuk menarik minat konsumen bahkan bisa mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli. Dalam mengumpulkan dan mengolah data dari konsumen, IoT menggunakan algoritma cerdas yang terpasang pada server perusahaan sehingga menghasilkan informasi yang baik bagi perusahaan dan konsumen. F. Dampak Implementasi IoT dalam E-CommerceSetiap implementasi teknologi akan ada dampak positif dan negatifnya, begitu juga pada implementasi IoT dalam e-commerce. Dampak positif implementasi IoT dalam e-commerce dapat dijabarkan sebagai berikut 1. Dapat meningkatkan kualitas manajemen persediaan, karena pemantauan sirkulasi persediaan dilakukan secara real-time melalui internet, sehingga kesalahan yang biasa dilakukan manusia bisa diminimalisir. 2. Dapat menganalisis dan memperkirakan informasi produk diberbagai tahap persediaan. 3. Dapat meningkatkan kualitas layanan logistik, dengan pemanfaatan teknologi RFID, GPS, sensor, robot dan drone dapat mengoptimalkan informasi bagi perusahaan dan konsumen, sehingga dapat meningkatkan kualitas layanan logistik perusahaan dan kepuasan konsumen. 4. Dapat meningkatkan pemantauan kualitas produk, karena informasi selalu update secara real-time. 5. Dapat mengintegrasikan arus informasi pada e-commerce. 6. Dapat meningkatkan keuntungan bagi perusahaan e-commerce. 7. Dapat meningkatkan aliran modal perusahaan e-commerce, karena sistem pembayaran bekerjasama dengan operator telekomunikasi, produsen smartphone, dan pihak bank. Dampak negatif implementasi IoT dalam e-commerce dapat dijabarkan sebagai berikut 1. Perusahaan e-commerce memerlukan modal yang besar dalam penyediaan infrastruktur IoT. 2. Perusahaan harus merekrut sumber daya manusia yang terampil dan memahami teknologi dengan bayaran yang lebih tinggi. 3. Perusahaan yang migrasi menggunakan IoT akan melakukan pengurangan tenaga kerja. 4. Risiko keamanan dan perlindungan data semakin tinggi. G. Kesimpulan Implementasi IoT dalam e-commerce ternyata banyak memberi dampak positif terhadap dunia e-commerce terutama kepada perusahaan dan konsumen. Tetapi dampak positif tersebut untuk perusahaan, mayoritas hanya dapat dirasakan oleh perusahaan-perusahaan besar yang memiliki modal yang besar. Sedangkan untuk perusahaan kecil dan menengah ini akan menjadi masalah tersendiri karena keterbatasan anggaran. Sebab infrastruktur IoT yang lengkap dan canggih membutuhkan anggaran yang sangat besar, baik dari segi pengadaan perangkat keras, perangkat lunak maupun sumber daya manusianya. Sedangkan perusahaan kecil dan menengah dapat menggunakan IoT secara parsial dan tidak maksimal karena harus disesuaikan dengan kondisi anggaran perusahaan. Kemudian implementasi IoT tidak terlepas dari risiko keamanan dan perlindungan data, sebab dengan adanya otomasi dan penggunaan jaringan internet, kemungkinan pihak-pihak lain yang tidak berkepentingan menyusup kejaringan tanpa otorisasi yang legal, sehingga dapat mengambil data dan menyalahgunakannya serta kemungkinan mengganggu sistem yang sedang berjalan. Daftar Pustaka Baskaran, A., Sriram, A., Bonthala, S., & Vatti, J. V. 2018. Smart HealthCare System Using IoT with E-Commerce. Lecture Notes on Data Engineering and Communications Technologies, 15, 361–369. Ekren, B. Y., Mangla, S. K., Turhanlar, E. E., Kazancoglu, Y., & Li, G. 2021. Lateral inventory share-based models for IoT-enabled E-commerce sustainable food supply networks. Computers and Operations Research, 130. Guo, P., Han, M., Cao, N., & Shen, Y. 2017. The Research on Innovative Application of E-Commerce in IoT Era. Proceedings - 2017 IEEE International Conference on Computational Science and Engineering and IEEE/IFIP International Conference on Embedded and Ubiquitous Computing, CSE and EUC 2017, 2, 410–413. Hartarto, A. 2018. Making Indonesia Strategi RI Masuki Revolusi Industri Ke-4. Retrieved August 17, 2021, from Kementerian Perindustrian Republik Indonesia website Hendarsyah, D. 2015. Bisnis Toko Online. IQTISHADUNA Jurnal Ilmiah Ekonomi Kita, 41, 1–14. Hendarsyah, D. 2016. Penggunaan Uang Elektronik Dan Uang Virtual Sebagai Pengganti Uang Tunai Di Indonesia. IQTISHADUNA Jurnal Ilmiah Ekonomi Kita, 51, 1–15. Hendarsyah, D. 2019. E-Commerce Di Era Industri Dan Society IQTISHADUNA Jurnal Ilmiah Ekonomi Kita, 82, 171–184. Hendarsyah, D. 2020. Pemasaran Digital Dalam Kewirausahaan. IQTISHADUNA Jurnal Ilmiah Ekonomi Kita, 91, 25–43. Hsieh, 2020. Interdisciplinarily exploring the most potential IoT technology determinants in the omnichannel e-commerce purchasing decision-making processes. Applied Sciences Switzerland, 102. Hu, G., Chohan, S. R., & Liu, J. 2020. Does IoT service orchestration in public services enrich the citizens’ perceived value of digital society? Asian Journal of Technology Innovation, 1–27. Isyanto, H., Ibrahim, W., & Meilisha, Z. A. 2020. Desain Monitoring Human Tracking dengan RFID dan GPS. RESISTOR ElektRonika KEndali TelekomunikaSI Tenaga LiSTrik KOmputeR, 31, 9–16. Isyanto, H., Solikhin, A., & Ibrahim, W. 2019. Perancangan dan Implementasi Security System pada Sepeda Motor Menggunakan RFID Sensor Berbasis Raspberry Pi. RESISTOR ElektRonika KEndali TelekomunikaSI Tenaga LiSTrik KOmputeR, 21, 29–37. IWS. 2021. World Internet Usage and Population Statistics, 2021 Year-Q1 Estimates. Retrieved August 17, 2021, from Internet World Stats website Jeon, 2015. A Study on Technology Embedded English Classes Using QR Codes. International Journal of Contents, 111, 1–6. Ju, Z., & Li, Y. 2011. Analysis on Internet of Things IoT based on the “Subway Supermarket” E-commerce mode of TESCO. Proceedings - 2011 4th International Conference on Information Management, Innovation Management and Industrial Engineering, ICIII 2011, 2, 430–433. Kumar, S. S., & Koti, M. S. 2021. An hybrid security framework using internet of things for healthcare system. Network Modeling Analysis in Health Informatics and Bioinformatics, 101, 52. Kurniawan, F., & Surahman, A. 2021. Sistem Keamanan Pada Perlintasan Kereta Api Mengunakan Sensor Infrared Berbasis Mikrokontroller Arduino Uno. Jurnal Tekonoligi Dan Sistem Tertanam, 21, 7–12. Retrieved from Laudon, K. C., & Traver, C. G. 2014. E-Commerce Business, Technology & Society 10th edition. New Jersey Pearson. Liu, C., Xiao, Y., Javangula, V., Hu, Q., Wang, S., & Cheng, X. 2019. NormaChain A blockchain-based normalized autonomous transaction settlement system for IoT-based e-commerce. IEEE Internet of Things Journal, 63, 4680–4693. Pasaribu, C. M., Idawati, L., & Simanjuntak, M. R. A. 2020. Analisis Peluang Penggunaan Metode Pemindai Laser 3 Dimensi untuk Penjaminan Mutu di Era Industri pada Proyek Konstruksi di Indonesia. Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil UMS X 2020, 368–374. Retrieved from Peng, Z. L., & Huang, Y. L. 2014. Research on E-commerce intelligence based on IOT and big data. Applied Mechanics and Materials, 496–500, 1889–1894. Rangaiah, M. 2020. 6 Applications of IoT in Ecommerce. Retrieved August 22, 2021, from website Ruan, J., & Shi, Y. 2016. Monitoring and assessing fruit freshness in IOT-based e-commerce delivery using scenario analysis and interval number approaches. Information Sciences, 373, 557–570. Rusdan, M., & Sabar, M. 2020. Design and Analysis of Wireless Network with Wireless Distribution System using Multi-Factor Authentication-based User Authentication. Journal of Information Technology, 21, 17–24. Shang, X., Zhang, R., & Chen, Y. 2012. Internet of Things IoT service Architecture and its application in e-commerce. Journal of Electronic Commerce in Organizations, 103, 44–55. Singh, S., & Singh, N. 2015. Internet of Things IoT Security challenges, business opportunities & reference architecture for E-commerce. Proceedings of the 2015 International Conference on Green Computing and Internet of Things, ICGCIoT 2015, 1577–1581. Sohaib, O., Lu, H., & Hussain, W. 2017. Internet of Things IoT in E-commerce For people with disabilities. Proceedings of the 2017 12th IEEE Conference on Industrial Electronics and Applications, ICIEA 2017, 419–423. Statista. 2021. Retail e-commerce sales worldwide from 2014 to 2024. Retrieved August 17, 2021, from website Tsang, Y. P., Wu, C. H., Lam, H. Y., Choy, K. L., & Ho, G. T. S. 2021. Integrating Internet of Things and multi-temperature delivery planning for perishable food E-commerce logistics a model and application. International Journal of Production Research, 595, 1534–1556. Turban, E., King, D., Lee, J. K., Liang, & Turban, D. C. 2015. Electronic Commerce A Managerial and Social Networks Perspective Eighth Edition. Switzerland Springer. Xia, L., & Liu, S. 2021. Intelligent IoT-Based Cross-Border e-Commerce Supply Chain Performance Optimization. Wireless Communications and Mobile Computing, 2021, 1–13. Xu, X. 2014. IoT technology research in E-Commerce. Information Technology Journal, 1316, 2552–2559. Yao, Y., Yen, B., & Yip, A. 2015. Examining the effects of the internet of things IoT on e-commerce Alibaba case study. In D. T. C. Cheng Ed., Proceedings of the International Conference on Electronic Business ICEB Vol. 2015-Janua, pp. 247–257. Retrieved from Yu, H., & Zhang, X. 2017. Research on the Application of IoT in E-Commerce. Proceedings - 2017 IEEE International Conference on Computational Science and Engineering and IEEE/IFIP International Conference on Embedded and Ubiquitous Computing, CSE and EUC 2017, 2, 434–436. Yunus, M. M., Yen, E. L. Y., Khair, A. H. M., & Yusof, N. M. 2020. Acquisition of Vocabulary in Primary Schools Via GoPic with QR Code. International Journal of English Language and Literature Studies, 93, 121–131. Biografi Penulis Decky Hendarsyah, lahir di bumi minangkabau tepatnya di kota Bukittinggi Sumatera Barat, menghabiskan masa studi dari TK sampai dengan SMA di kota Padangpanjang Sumatera Barat. Kemudian melanjutkan studi pada program studi S1 Sistem Informasi di Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang Sumatera Barat pada tahun 1998. Sebelum melanjutkan S1 pernah menyelesaikan pendidikan program D1 Ilmu Komputer di Institut Pelatihan Komputer IPK di kota Bukittinggi. Tahun 2002 pernah bekerja sebagai staf IT di STAIN Batusangkar Sumatera Barat. Tahun 2003 hijrah ke bumi melayu tepatnya di kabupaten Bengkalis Riau. Tahun 2008 melanjutkan studi pada program studi S2 Ilmu Komputer di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Sejak tahun 2003 sampai saat ini menjadi dosen tetap di STIE Syariah Bengkalis Riau, sekarang ditempatkan sebagai dosen tetap di program studi Manajemen Bisnis Syariah. Pernah menjadi dosen tamu di Politeknik Negeri Bengkalis Riau pada program studi D3 Teknik Informatika dan program studi D4 Teknik Mesin Produksi dan Perawatan dari tahun 2011-2016. Sejak tahun 2019 sampai saat ini, mulai aktif sebagai penulis, editor dan reviewer di beberapa jurnal nasional. Ketertarikan studi yaitu pada bidang ilmu komputer, sistem informasi, crypthography, data and information security, steganography, e-commerce, ekonomi digital, bisnis digital, big data, data science, machine learning dan artificial intelligence. Email deckydb Orcid 0000-0002-7414-9145 Google Scholar hMtfejMAAAAJ Web of Science AAC-8741-2021 Sinta 6691366 Implementasi IoT dalam Perspektif Bidang Teknik Nuta Media, Yogyakarta Ukuran 15 x 23 Halaman 174 + viii Cetakan I, Nopember 2021 ISBN 978-623-6040-80-5 Penulis Ihwana As'ad, Decky Hendarsyah, Andiyan, Leonardus Setia Budi Wibowo, Sitti Rachmawati Yahya, Muhammad Alwi, Fresy Nugroho, Ahmad Nur Sheha Gunawan, Muchammad Zaenal Muttaqin, Sri Restu Ningsih, Adriyendi, Nyimas Yanqoritha, Faried Effendy, Bedjo Utomo, Kuswandi, Meyga Fitri Handayani Nasution Editor Alifry Aristo Jansen Sampul Latif Azad Mustofa Layout Ari Setiawan Diterbitkan oleh Nuta Media Anggota IKAPI No. 135/DIY/2021 Jl. P. Romo, No. 19 Kotagede Yogjakarta 2021, Hak cipta dilindungi undang-undang ISI DILUAR TANGGUNG JAWAB PENERBIT DAN PERCETAKAN ResearchGate has not been able to resolve any citations for this XiaSitong LiuInternet of Things IoT technology can benefit automated production, agriculture, intelligent autonomous driving, and many other industries by using billions of smart devices. As a good example, intelligent IoT and 5G are the main source of information acquisition and play an important role in the multiobjective optimization process of the supply chain. This paper develops an optimal management and coordination method to improve the performance of cross-border e-commerce supply chain by using IoT tracking technique and multiobjective decision-making. The numerical results justify that our proposed scheme has high internal consistency, with the Cronbach’s alpha factor of each dimension of the optimized decision model all greater than 80%. Muchamad RusdanMuhamad SabarWireless networks are one of the best alternatives in building practical and flexible computer networks that have high mobility. Most of them use wireless networks to support existing cable networks, but on wireless networks, they still use cable media as a backbone of the access point, which supports communication users can access the internet and find information. The problem of using cables as backbone media can be a significant challenge in places that are difficult to reach by wires. Wireless networks provide convenience and convenience that is high enough to use. As long as they are in an area that is supported by a wireless network, users can access the internet at any time. To make the wireless network connected to the internet safe and easy to use, we can create a user authentication system based on Multi-Factor Authentication MFA that can be used to authenticate and authorize. In general, each user can use existing wireless network services by verifying users based on Wifi Protected Access 2 Pre-Shared Key WPA2-PSK. The purpose of this research is to develop a wireless network that uses Multi-Factor Authentication MFA based user authentication to be able to connect to the wireless network to increase security and provide the use of existing wireless networks. The research method used in this study uses descriptive qualitative research methods, with data collection using literature study and observation techniques. After analysis and design, it can be concluded that user authentication is based on Multi-factor Authentication MFA in a safe and user-friendly manner that can determine the users who are allowed and not allowed to use wireless E-commerce is a new business model that relies on autonomous transaction management on IoT-devices. The management system towards IoT-based E-commerce demands autonomy, lightweight and legitimacy. As blockchain is an innovative technology that is competent in governing the decentralized network, we adopt it to design the autonomous transaction management system on IoT E-commerce. However current blockchain solutions, most namely cryptocurrencies, have fatal drawbacks of non-supervisability and huge computational overhead, and hence cannot be directly applied on IoT-based E-commerce. In this paper, we propose NormaChain, a blockchain-based normalized autonomous transaction settlement system for IoT-based E-commerce. By designing a special three-layer sharding blockchain network, we can significantly increase transaction efficiency and system scalability. Additionally, by designing an innovative decentralized public key searchable encryption scheme Decentralized PEKS scheme, we can uncover illegal and criminal transactions and achieve crime traceability. Our new DPEKS scheme cryptographically eliminates the dependence of a trusted central authority in the original PEKS scheme and instead expands it to a fully decentralized governance, which distributes the supervision power equally among all parties. More importantly, by proving NormaChain is secure against chosen ciphertext attacks CCA and against the stealing of the secret key, we show that NormaChain prevents a legitimate user’s privacy from being violated by banks, supervisors or malicious adversaries. Finally, we deliver the NormaChain system with design details and full implementations. Experiments show that the average transaction-per-second TPS on IoT devices is around 113, and the supervision accuracy is 100% when proper target illegal keywords are the rapid growth of perishable food e-commerce businesses, there is a definite need for logistics services providers to manage parcel shipments with multi-temperature requirements. E-commerce characteristics, including time-critical delivery, fragmented orders, and high product variety, should be further considered to extend the ontology of multi-temperature joint distribution. However, traditional delivery route planning is insufficient because it merely minimises the cost of travelling between customer locations. Factors related to food quality and arrival time windows should also be considered. In addition, handling dynamic incident management, such as violations of handling requirements during delivery, is lacking. This leads to the likelihood of food deteriorating before it reaches the consumers, thereby impacting customer satisfaction. This paper proposes an Internet of Things-based multi-temperature delivery planning system IoT-MTDPS, embedding a two-phase multi-objective genetic algorithm optimiser 2PMGAO. The formulation of delivery routing mainly considers product-dependent multi-temperature characteristics, service level, transportation cost, and number of trucks. Once there are unexpected incidents which are detected by Internet of Things technologies, 2PMGAO can optimise the membership functions of fuzzy logic for rerouting the e-commerce delivery plan. With using IoT-MTDPS, the capability of handling e-commerce orders is enhanced, while customer satisfaction can be maintained at a designated new Edition of Electronic Commerce is a complete update of the leading graduate level/advanced undergraduate level textbook on the subject. Electronic commerce EC describes the manner in which transactions take place over electronic networks, mostly the Internet. It is the process of electronically buying and selling goods, services, and information. Certain EC applications, such as buying and selling stocks and airline tickets online, are reaching maturity, some even exceeding non-Internet trades. However, EC is not just about buying and selling; it also is about electronically communicating, collaborating, and discovering information. It is about e-learning, e-government, social networks, and much more. EC is having an impact on a significant portion of the world, affecting businesses, professions, trade, and of course, people. The most important developments in EC since 2014 are the continuous phenomenal growth of social networks, especially Facebook , LinkedIn and Instagram, and the trend toward conducting EC with mobile devices. Other major developments are the expansion of EC globally, especially in China where you can find the world's largest EC company. Much attention is lately being given to smart commerce and the use of AI-based analytics and big data to enhance the field. Finally, some emerging EC business models are changing industries the shared economy models of Uber and Airbnb. The 2018 9th edition, brings forth the latest trends in e-commerce, including smart commerce, social commerce, social collaboration, shared economy, innovations, and mobility. Sachchidanand SinghNirmala SinghThe Internet of Things IoT represents a diverse technology and usage with unprecedented business opportunities and risks. The Internet of Things is changing the dynamics of security industry & reshaping it. It allows data to be transferred seamlessly among physical devices to the Internet. The growth of number of intelligent devices will create a network rich with information that allows supply chains to assemble and communicate in new ways. The technology research firm Gartner predicts that there will be 26 billion installed units on the Internet of Things IoT by 2020[1]. This paper explains the concept of Internet of Things IoT, its characteristics, explain security challenges, technology adoption trends & suggests a reference architecture for E-commerce XuInternet of Tilings IOT is a new revolution in information technology after the internet and mobile communication network, it contains a huge room for innovation and opportunity. Internet of things takes advantage of smart devices and sensing technology to perceive and recognize the physical world. By RFID radio frequency technology, network transmission interconnection, signal processing and computing, information is shared and seamless connection is realized between tilings or between persons and tilings, the real-time monitoring things, accurate management and scientific decision-making are achieved. In this study, the development trend of IOT applications has been analyzed in e-commerce, the problems are described in traditional e-commerce. In the IOT technology application, there are three important aspects, such as e-commerce inventoiy, logistics, payment. We studied the key technical issues of Things development, e-commerce security measures, their system configuration structures and that the intelligent identification, positioning, tracking, monitoring and management are integrated between the IOT and e-commerce.
Revolusitahap keempat saat ini memunculkan adanya Internet of Things (IoT), Big Data, Artificial Intelligence (AI), Cloud Computing, dan Addictive Manufacturing. Seiring kemajuan zaman, perkembangan teknologi membawa beberapa dampak negatif bagi kehidupan masyarakat. Salah satu dampak negatif dari perkembangan teknologi dalam bidang sosial
Dampak dari teknologi IoT – Internet of Things IoT saat ini telah berkembang pesat dalam beberapa dekade terakhir. Di negara Indonesia sendiri, perkembangan teknologi IoT juga semakin signifikan. Namun, tidak semua dampak dari teknologi IoT memiliki sifat yang sama. Beberapa diantaranya memiliki manfaat positif, sementara yang lainnya bisa menimbulkan efek negatif yang perlu kita ketahui. Apa Itu Internet of Things Teknologi Internet of Things IoT mengacu pada jaringan perangkat fisik yang terhubung secara nirkabel dan dapat saling berkomunikasi. Perangkat IoT meliputi berbagai jenis contohnya seperti perabotan rumah tangga pintar, kendaraan, peralatan industri, dan banyak lagi lainnya. Semua alat pintar tersebut bisa kita kendalikan serta kita pantau melalui smartphone, komputer atau laptop yang terhubung dengan jaringan internet. Dampak Positif dari IoT IoT telah memberikan manfaat besar dalam kehidupan sehari-hari. Dengan adanya konektivitas yang tersebar luas, perangkat IoT membantu meningkatkan efisiensi, kenyamanan, dan produktivitas kita. Berikut dampak dari teknologi iot dalam sudut pandang positif. Meningkatkan Efisiensi dan Produktivitas Teknologi IoT telah membantu meningkatkan efisiensi serta produktivitas dalam berbagai bidang kehidupan. Di sektor industri, perangkat IoT bisa mengoptimalkan rantai pemasukan pengeluaran, memantau inventaris, dan meningkatkan efisiensi produksi suatu produk. Baca Juga Perkembangan Teknologi Dalam Bidang Kesehatan Terbaru Fungsi Kontrol Firewall Pada Jaringan Komputer Di rumah, gadget pintar yang terhubung bisa membantu kita untuk mengatur pencahayaan, suhu, dan keamanan rumah dengan lebih efisien. Kemudahan dalam Pengendalian dan Monitoring Manfaat positif berikutnya adalah kemampuannya untuk mengendalikan dan memantau perangkat dari jarak jauh. Sebagai contoh, kalian bisa mengatur suhu di rumah sebelum kalian tiba di sana, atau memantau keamanan rumah ketika sedang bepergian. Ini memberikan kenyamanan dan keamanan dengan adanya teknologi IoT. Peningkatan Kualitas Hidup Internet of Things telah meningkatkan kualitas hidup kita dengan memberikan solusi yang lebih cerdas dan terhubung dengan berbagai aspek kehidupan. Misalnya, alat kesehatan pintar bisa membantu pemantauan kesehatan secara real-time. Dalam kondisi ini ibarat kita sebagai pasien dengan dokter. Sistem transportasi cerdas juga dapat mengoptimalkan mobilitas dan mengurangi tingkat kemacetan yang ada. Pengembangan Industri IoT merupakan salah satu pilar utama dalam pengembangan Industri Dengan adanya konektivitas yang luas antara mesin, perangkat, dan sistem, industri dapat mengoptimalkan produksi, mengurangi biaya, dan menciptakan inovasi baru. Pabrik yang terhubung secara IoT dapat memantau dan mengontrol proses produksi dengan lebih efisien, meningkatkan produktivitas, dan mengurangi kesalahan. Baca Juga Aplikasi Nota Excel Terbaik untuk Meningkatkan Penjualan Rekomendasi Aplikasi Penyimpanan Selain Google Drive Sebagai pengguna tentu kita merasakan berbagai manfaat dengan adanya Internet of Things yang terus berkembang hingga saat ini. Namu kita juga perlu mengetahui dampak negatif dari IoT. Berikut dampak dari teknologi IoT dari sisi kacamata negatif. Keamanan dan Privasi Dampak negatif pertama yang perlu diperhatikan dari Internet of Things yaitu masalah keamanan dan privasi. Dengan begitu banyak alat yang terhubung, kebocoran data atau serangan siber dapat mengancam keamanan informasi pribadi kita. Perangkat yang tidak terproteksi dengan baik tentu bisa menjadi celah bagi penyerang untuk mengakses jaringan atau mengendalikan alat yang kita miliki. Ketergantungan yang Berlebihan Ketergantungan yang berlebihan dapat mengganggu kehidupan sehari-hari apabila terjadi kegagalan sistem maupun masalah teknis. Selain itu, ketergantungan yang berlebihan juga bisa mengganggu interaksi sosial kita dengan lingkungan sekitar. Otomatisasi yang Berkelanjutan Internet of Things tentu berjalan secara otomatis dan berkelanjutan. Beberapa pekerjaan yang sebelumnya dilakukan oleh manusia pun bisa digantikan oleh mesin atau alat yang terhubung IoT. Hal ini bisa mengakibatkan pengangguran dalam beberapa sektor pekerjaan. Namun tak bisa dipungkiri apabila IoT juga menciptakan peluang pekerjaan baru pada sektor pengembangan, pemeliharaan, dan analisis data atau jaringan IoT. Penutup Kemajuan teknologi tentu sangat penting guna meningkatkan drajat kehidupan manusia. Dan Internet of Things menjadi salah satu produk nyata dari perkembangan teknologi tersebut. Semoga sedikit informasi ini dapat memberikan wawasan kepada teman-teman terkait dampak dari teknologi IoT. Terima kasih untuk kalian yang sudah berkunjung. . 156 100 82 331 234 23 480 75

dampak negatif internet of things